Profil Desa Mlayang

Ketahui informasi secara rinci Desa Mlayang mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Mlayang

Tentang Kami

Desa Mlayang di Kecamatan Sirampog, Brebes, merupakan sentra agrikultur dataran tinggi yang dikenal sebagai lumbung padi hitam unggulan. Berada di lereng Gunung Slamet, desa ini memadukan potensi pertanian subur dengan kearifan lokal dan pemerintahan yang

  • Sentra Padi Hitam Unggulan

    Desa Mlayang ialah salah satu dari lima desa di Kecamatan Sirampog yang menjadi pusat pengembangan varietas padi hitam yang telah terdaftar resmi di Kementerian Pertanian, menjadikannya komoditas bernilai ekonomi tinggi

  • Geografi Dataran Tinggi yang Subur

    Terletak pada ketinggian di atas 800 mdpl, wilayah desa ini memiliki tanah subur dan iklim sejuk yang sangat ideal untuk pertanian hortikultura, khususnya sayur-mayur dan padi berkualitas

  • Tata Kelola Desa yang Aktif dan Komunitas Solid

    Pemerintahan desa menunjukkan perencanaan pembangunan yang terstruktur melalui RPJMDes dan RKPDes, didukung oleh semangat gotong royong masyarakat yang kuat dalam berbagai kegiatan sosial dan pembangunan infrastruktur

Pasang Disini

Desa Mlayang, sebuah kawasan perdesaan yang subur di Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, semakin mengukuhkan identitasnya sebagai salah satu sentra pertanian penting di lereng Gunung Slamet. Dikenal luas sebagai penghasil varietas padi hitam unggulan, desa ini memadukan kekayaan alam dataran tinggi dengan potensi ekonomi agrikultur yang signifikan. Dengan tata kelola pemerintahan yang terencana dan partisipasi aktif masyarakat, Desa Mlayang tidak hanya menjadi basis produksi pangan tetapi juga representasi dari desa agraris yang berdaya saing dan terus berkembang.

Lokasi Strategis dan Kondisi Geografis

Secara administratif, Desa Mlayang merupakan bagian dari Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes. Letaknya berada di bagian selatan kabupaten, sebuah wilayah yang dikenal dengan topografi pegunungannya. Desa ini diapit oleh desa-desa tetangga yang juga memiliki karakteristik serupa. Berdasarkan data administrasi, wilayah Desa Mlayang berbatasan langsung dengan:

  • Desa Mendala di sebelah utara

  • Desa Sridadi di sebelah timur

  • Desa Plompong di sebelah selatan

  • Desa Kaliloka di sebelah barat

Terletak pada rentang ketinggian antara 800 hingga 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl), Desa Mlayang dianugerahi hawa sejuk sepanjang tahun dengan iklim tropis basah. Curah hujan yang tinggi dan kontur tanah yang berbukit-bukit dengan kemiringan lereng yang cukup curam menjadi ciri khas utama lanskapnya. Kondisi geografis ini, meskipun menghadirkan tantangan terkait potensi erosi dan longsor, juga menjadi berkah tersendiri. Tanah vulkanik yang subur di wilayah ini sangat ideal untuk pengembangan pertanian hortikultura dan tanaman pangan spesifik dataran tinggi.

Menurut data Sensus Penduduk 2020 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Desa Mlayang tercatat sebanyak 3.533 jiwa. Sementara itu, luas spesifik Desa Mlayang belum tercatat dalam publikasi statistik yang tersedia, namun luas keseluruhan Kecamatan Sirampog mencapai 74,19 km². Kepadatan penduduk di desa ini cenderung mengikuti pola pemukiman di kawasan pegunungan, di mana permukiman terkonsentrasi di area-area yang lebih landai dan dekat dengan sumber air serta lahan pertanian.

Perekonomian Berbasis Agrikultur dan Potensi Unggulan Beras Hitam

Tulang punggung perekonomian masyarakat Desa Mlayang ialah sektor pertanian. Lahan-lahan subur yang terhampar di perbukitan dimanfaatkan secara optimal oleh warga untuk menanam berbagai komoditas sayur-mayur seperti kentang, sawi dan bawang daun yang memasok pasar lokal hingga regional. Namun yang menjadi primadona dan produk unggulan utama dari desa ini yaitu padi hitam.

Desa Mlayang merupakan satu dari lima desa di Kecamatan Sirampog yang berhasil mengembangkan varietas padi lokal penghasil beras hitam. Varietas ini telah melalui proses verifikasi dan secara resmi terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, pada 6 Mei 2020. Pengakuan resmi ini menegaskan keunikan dan kualitas beras hitam Sirampog sebagai produk asli daerah yang memiliki standar.

Beras hitam dari Mlayang memiliki nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi dibandingkan beras biasa. Menurut keterangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, produk ini dipasarkan dengan harga premium, mencapai puluhan ribu rupiah per kemasan. Keunggulannya tidak hanya terletak pada kelangkaannya, tetapi juga pada kandungan nutrisinya. Hasil uji laboratorium menunjukkan beras hitam Sirampog kaya akan antioksidan dan berbagai senyawa bermanfaat lainnya yang baik untuk kesehatan. Potensi ini dimanfaatkan lebih lanjut oleh masyarakat dengan mengolahnya menjadi produk turunan, seperti minuman kesehatan "Jahe Saritem" (Jahe, Sereh, dan Beras Hitam), yang semakin populer terutama untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Keberhasilan pengembangan padi hitam ini tidak lepas dari kerja keras para petani lokal yang didukung oleh pemerintah. Padi jenis ini memiliki siklus panen yang lebih lama, yakni sekitar enam bulan, dan memerlukan perlakuan khusus yang telah dikuasai secara turun-temurun oleh masyarakat Mlayang.

Kehidupan Sosial dan Pemerintahan Desa

Kehidupan sosial di Desa Mlayang berjalan harmonis dengan dilandasi semangat kebersamaan dan gotong royong yang masih kental. Solidaritas warga terlihat jelas dalam berbagai aktivitas komunal, salah satunya seperti yang tercatat dalam kegiatan pembangunan Mushola Al Muhajirin di RW 02. Dalam sebuah laporan media pada awal 2023, Kepala Desa Mlayang, Khabid, menyatakan bahwa pembangunan fasilitas ibadah tersebut terlaksana atas dasar swadaya penuh dari masyarakat. Ini menunjukkan tingkat partisipasi dan kepedulian sosial yang tinggi di antara warga untuk membangun fasilitas umum demi kepentingan bersama.

Dari sisi tata kelola, Pemerintah Desa Mlayang menunjukkan komitmen yang kuat dalam merencanakan pembangunan secara sistematis dan partisipatif. Pelaksanaan Musyawarah Desa (Musdes) untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) 2020–2025 dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) menjadi bukti adanya visi pembangunan jangka panjang. Forum tersebut melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari perangkat desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga perwakilan pemuda, untuk menampung aspirasi dan menetapkan prioritas.

Dalam salah satu Musdes yang pernah digelar, fokus pembangunan desa diarahkan pada lima bidang utama: pembangunan infrastruktur, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana, dan optimalisasi sektor pertanian. Usulan-usulan strategis seperti percepatan pengadaan alat pertanian modern dan reaktivasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk menunjang perekonomian lokal menjadi agenda penting yang dibahas. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah desa dan warganya secara proaktif berupaya mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk kemajuan bersama.

Pesona Wisata yang Tersembunyi dan Potensi Pengembangan

Meskipun belum memiliki objek wisata komersial yang dikelola secara khusus di dalam wilayahnya, Desa Mlayang menyimpan potensi besar di sektor pariwisata berbasis alam dan agrikultur. Pesona utama yang ditawarkan ialah pemandangan alam pegunungan yang hijau, udara yang sejuk dan bersih, serta hamparan sawah terasering, khususnya sawah padi hitam yang eksotis.

Kecamatan Sirampog secara umum mulai dikenal sebagai destinasi wisata alternatif di Kabupaten Brebes, dengan adanya beberapa titik wisata seperti Perbukitan BAPER di Desa Batursari atau Green Hill di Desa Mendala. Desa Mlayang memiliki peluang untuk terintegrasi dalam peta pariwisata ini dengan mengembangkan konsep agrowisata. Wisatawan dapat ditawari pengalaman unik untuk melihat langsung proses budidaya padi hitam, mulai dari menanam hingga panen, serta belajar mengenai kearifan lokal dalam bertani di dataran tinggi.

Pengembangan paket wisata edukasi yang memadukan keindahan alam dengan kekayaan kuliner lokal, seperti mencicipi olahan beras hitam dan produk turunannya, dapat menjadi daya tarik yang kuat. Dukungan dari pemerintah desa dalam memfasilitasi kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan membangun infrastruktur penunjang sederhana seperti gardu pandang atau jalur trekking akan menjadi langkah awal yang strategis untuk membuka potensi ini. Dengan demikian, sektor pariwisata dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat, sekaligus memperkenalkan keunggulan Desa Mlayang ke khalayak yang lebih luas.

Sebagai penutup, Desa Mlayang berdiri sebagai contoh nyata dari sebuah desa di dataran tinggi yang mampu mengoptimalkan potensi geografisnya menjadi keunggulan ekonomi. Dengan komoditas padi hitam sebagai ikon utamanya, didukung oleh tata kelola yang baik dan semangat komunal yang kuat, desa ini memiliki fondasi yang kokoh untuk terus melangkah maju. Tantangan ke depan ialah bagaimana mengintegrasikan potensi pertanian dan pariwisata secara berkelanjutan, sehingga memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian alam yang menjadi aset utamanya.